Monday, May 16, 2011

Laporan magang BBL

LAPORAN MAGANG



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PATOLOGIS BAYI NY ” E ”
UMUR 0 HARI DENGAN BBLR  DI BPS SRI RAHAYU
GLIDAG, LOGANDENG, PLAYEN, GUNUNGKIDUL


Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Praktek Magang Kebidanan
Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
















Diajukan Oleh:

RAHAYU WIDARYANTI
10140215




PROGRAM STUDI DIPLOMA IV  BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2010



HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PATOLOGIS BAYI NY ” E ”
UMUR 0 HARI DENGAN BBLR  DI BPS SRI RAHAYU
GLIDAG, LOGANDENG, PLAYEN, GUNUNGKIDUL


Laporan Praktek Klinik Kebidanan Magang
Yang dipersiapkan dan disusun Oleh

RAHAYU WIDARYANTI
10140215

Telah disetujui
Pada tanggal :
Oleh dosen pembimbing:

Pembimbing Lahan                                         Pembimbing Akademik
Tanggal :                                                         Tanggal


Sri Rahayu, Amd. Keb                                   Sri Wulandari, S.Si.T
NIK : 107210281992032004                          NIP : 406707002






LEMBAR PENGESAHAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PATOLOGIS BAYI NY ” E ”
UMUR 0 HARI DENGAN BBLR  DI BPS SRI RAHAYU
GLIDAG, LOGANDENG, PLAYEN, GUNUNGKIDUL



Laporan Praktek Klinik Kebidanan Magang
Yang dipersiapkan dan disusun Oleh


RAHAYU WIDARYANTI
10140215


Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing Laporan Praktek Klinik Kebidanan Magang
Pada tanggal               2011

Pembimbing Lahan                                                       



Sri Rahayu, Amd. Keb                                               Tanggal:
NIK : 107210281992032004

Pembimbing Akademik



Sri Wulandari, S.Si.T                                                  Tanggal :
NIP : 406707002

Laporan Praktek Klinik Kebidanan Magang ini Telah Diterima
Tanggal                       2011
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Respati Yogyakarta




Murni, S.Si.T, S.Pd, M.Sc
NIK : 450709005


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga tugas penyusunan laporan magang dengan judul ”Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.E umur 0 hari dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di BPS Sri Rahayu Glidag Logandeng Playen Gunungkidul” dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan magang ini disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan praktik magang pendidikan Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Respati Yogyakarta
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis menyampaikan hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan magang yang akan disusun.
Harapan penulis semoga laporan magang ini bermanfaat.
Wassalaamualaikum wr.wb.

                                                                                       Yogyakarta,    2010

                                                                                                 Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 34/1000 kelahiran hidup dimana angka ini merupakan angka yang cukup besar. Menurut profil kesehatan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki angka kematian bayi terendah yaitu 19/1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 29%. Di Negara berkembang, kelahiran BBLR masih cukup tinggi. Di Asia Selatan insidensi BBLR sebanyak 22%, dan di Indonesia insidensi BBLR sebanyak 20 %  (Depkes, 2007).
Kematian bayi (perinatal) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari faktor ibu maupun faktor bayi. Salah satu faktor penyebab kematian bayi adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau yang sering disebut dengan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang mempunyai kondisi sangat rentang terhadap hipotermia dan infeksi (Prawirohardjo,2006).
Berat badan lahir rendah (BBLR) banyak ditemukan dengan berbagai penyebab, dimana bayi BBLR seringkali mempunyai banyak masalah dan akhirnya dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada bayi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mungkin premature (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur), BBLR sangat rentan terhadap hipotermia dan infeksi. Adapun beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas adalah: Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane hialin), pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna. perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan), hipotermia
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas adalah sebagai berikut: Sindrom aspirasi mekoneum, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, hipotermia
Oleh karena itu bayi dengan berat badan lahir rendah mempunyai risiko kematian tinggi (Sitohang, 2006).
Bila bayi berat lahir rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya, maka perlu diamati selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat, dan penyakit-penyakit seperti hidrosefalus, cerebral palsy, dan sebagainya (Prawirohardjo,2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. E Umur 0 Hari Dengan Berat Badan Lahir Rendah di BPS Sri Rahayu Glidag Logandeng Playen Gunungkidul.




Tujuan dilaksanakan penulisan laporan maganag ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
  1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi BBLR dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan tujuh langkah Varney.
  1. Tujuan Khusus
Diharapakan dapat menjadi bahan evaluasi bagi lembaga pendidikan dengan mengetahui asuhan kebidanan pada bayi dengan BBLR mahasiswa DIV Bidan Pendidik di Universitas Respati Yogyakarta untuk meningkatkan mutu program studi DIV Bidan Pendidik.
Diharapkan pembimbing atau dosen dapat memberikan bimbingan mengenai asuhan kebidanan bayi BBLR pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik di Universitas Respati Yogyakarta sehingga dapat memberikan arahan sesuai dengan tujuan pendidikan.



Metode yang digunakan dalam penulisan laporan magang ini adalah metode Deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002 : 138). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu :
Pada jenis pengamatan ini, pengamat (Observer) benar-benar mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sasaran pengamatan (Observer). Dengan kata lain, pengamat ikut aktif berpartisipasi dalam aktifitas dalam kontak dengan klien (Notoatmodjo 2002:95).
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responder). Atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orangtersebut (Face to face). (Notoatmodjo, 2002: 102).
Yaitu metode untuk mengumpulkan data keadaan fisik klien, baik yang normal maupun yang menunjukkan kelainan yang dilakukan secara sistematis dan lengkap dengan cara inspeksi, palpasi, dan perkusi.
Inspeksi merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien. Palpasi yaitu pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba (tangan) untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, dan mobilitas. Sedangkan perkusi merupakan cara pemeriksaan dengan melakukan pengetukan pada bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ-organ tubuh, dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh (Uliyah, 2006).
Yaitu teknik pengumpulan data dari melihat rekaman medik klien serta riwayat klien guns mendapatkan catatan-catatan yang berhubungan dengan keperawatan, pengobatan, pemeriksaan penunjang serta penyakit pasien yang berhubungan dengan kasus. (Notoatmodjo, 2002 :63).

Sebagai teori untuk menghimpun informasi dan sebagai bahan pembanding untuk melihat adanya kesenjangan antara teori dengan praktek, yaitu dengan menggunakan literature, jurnal  atau data-data yang berhubungan dengan penyusunan laporan magang ini. (Notoatmodjo, 2002:42).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:
Sebelumnya bayi baru lahir yang berat badan lahirnya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres “European Perinatal medicine ke II di London (1970) telah disusun definisi sebagai berikut:
Dengan pengertian diatas, maka bayi dengan berat lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas (Arief & Kristiyanasariari, 2009).
Bayi prematur (lahir sebelum gestasi 37 minggu) cenderung mengalami lebih banyak maslaah dibandingkan bayi cukup bulan yang kecil (berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir) (WHO, 2008).
Pada umumnya bayi berat lahir rendah yang lahir cukup bulan, alat-alat dalam tubuhnya sudah bertumbuh lebih baik bila dibandingkan dengan bayi premature dengan berat lahir sama. Dengan demikian, bayi yang cukup bulan dengan BBLR lebih mudah hidup di luar kandungan dibandingkan dengan bayi premature. Walaupun demikian, harus tetap waspada akan terjadi beberapa komplikasi yang harus ditangulangi dengan baik. Beberapa hal yang harus diwaspadai adalah:
Penyebab BBLR umumnya tidak hanya satu, oleh karena itu kadang sulit untuk dilakukan pencegahan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor dari ibu, yaitu bisa karena penyakit yang diderita ibu (toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, diabetes mellitus, dan lain-lain), usia ibu (usia kurang dari 16 tahun, usia lebih dari 35 tahun, multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat), keadaan social (golongan social ekonomi rendah, perkawinan yang tidak sah), sebab lain (ibu yang merokok, ibu peminum alcohol, ibu pecandu narkotik).
Dari faktor janin, BBLR dapat disebabkan oleh hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom, dan lain-lain.
Dari faktor lingkungan dapat berupa tempat tinggal dataran tinggi, radiasi, zat-zat racun, dan lain-lain (Arief & Kristiyanasari, 2009).
Diagnosis Mochtar, 1998 pada BBLR dapat diketahui sebelum bayi lahir maupun sesudah bayi lahir, yaitu:

Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala yang keras, gerakan bayi terbatas, vernik caseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat, dan tali pusat lembek, tipis dan berwarna kehijauan.
Verniks caseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak, muka seperti boneka (doll like), abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan kulit tipis, merah, transparan.
Prognosis bayi baru lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/ makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia/ iskemia otak, sindroma gangguan pernafasan, perdarahan intraventrikuler, displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasias, infeksi, gangguan metabolic (asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia). Prognosis  ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2002).
Kematian perinatal pada BBLR 8 kali lebih tinggi dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intracranial, dan hipoglikemi. Bila bayi selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf, gangguan bicara, IQ rendah, dan gangguan lainnya (Mochtar, 1998).
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:
Mengingat belum sempurnanya alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan untun penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Sitohang, 2004):
Bayi berat lahir rendah mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Suhu tubuh dapat dijaga dengan cara menjaga bayi tetap hangat dengan memakaikan pakaian dan selimut, dan bisa dengan menidurkan bayi di inkubator.
Bayi berat lahir rendah sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
Reflek menelan bayi berat lahir rendah (BBLR) belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuhan cairan kalori. Kapasitas lambung BBLR sangat kecil sehingga minum harus sering diberikan tiap jam. Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi menjadi cepat, menjadi biru atau perut membesar atau kembung
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi dan nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat (Prawirohardjo, 2006).
Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir
Tujuan: menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemia dan infeksi.
Prasyarat
Proses
Bidan harus:
Prosedur Penanganan Hipotermi
Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut Varney (1997), yaitu:
Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui proses pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan terbaru atau catatan sebelumnya, data laboratorium dan membendingkannya dengan hasil studi. Semua data dikumpulkan dari semua sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data dasar. Selain itu, sudah terpikirkan perencanaan yang dibutuhkan terhadap masalah.
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini memerlukan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan tindakan segera.
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosis yang ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien maupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
Proses manajemen ini terdiri dari 7 langkah berurutan, yaitu dimulai dengan pengumpulan data dasar sampai dengan evaluasi.
Ketujuh langkah Varney tersebut adalah sebagai berikut :
Data ini diperoleh dengan cara wawancara dengan petugas kesehatan dan keluarga pasien yang mengetahui keadaan pasien, yang meliputi :
Keadaan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah apakah mengalami penyulit dan membutuhkan tindakan atau resusitasi.
Nadi       :untuk mengetahui adanya takikardi dan bradikardi, untuk bayi baru lahir normal bunyi jantung pada menit pertama kira-kira 180 kali permenit kemudian menurun sampai 120-140 kali permenit (Wiknjosastro, 2005). Sedangkan menurut Manuaba bayi BBLR mempunyai frekuensi nadi antara 100 kali permenit sampai 140 kali permenit.
Respirasi     :  frekuensi pernafasan terutama dalam 24 jam pertama selalu harus diawasi untuk mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium atau sindrom gangguan pernafasan idiopatik, pernafasan pada bayi baru lahir cepat kira-kira 80 kali permenit, kemudian turun hingga 40 kali permenit (FKUI, 2005). Menurut Manuaba pada BBLR frekuensi pernafasannya sekitar 45-50 kali permenit.
Suhu       :    mengetahui bayi hipotermi atau tidak, apakah suhu bayi kurang dari 36,50C karena BBLR mudah mengalami hipotermi (Wiknjosastro, 2005).

Berat badan      :untuk mengetahui kondisi gizi/nutrisi yang erat kaitannya dengan daya tahan tubuh (Saifuddin, 2002). Pada BBLR berat badannya kurang dari 2500 gram.
Panjang badan  :untuk mengetahui panjang badan bayi, ukuran normal panjang badan bayi sekitar 45 cm – 55 cm (FKUI, 2005). Sedangkan panjang badan pada bayi BBLR biasanya kurang dari 45 cm (Manuaba, 2006).
Lingkar kepala  :mengetahui perkembangan otak karena pada BBLR lingkar kepala kurang dari 33 cm (FKUI, 2005).
Bayi cukup bulan dinyatakan menderita hipoglikemia bila kadar gula darahnya kurang dari 30 mg% sedangkan bayi BBBLR bila kadar gula darahnya kurang dari 20 mg% (Surasmi dkk, 2003).
Nama pasien By. Ny. (nama pasien) umur dari bayi , bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
DS :
DO :
Permasalahan yang muncul pada BBLR biasanya adalah ekstremitas dingin, reflek hisap yang lemah, bayi tidak mau menyusu.
Diagnosa potensial yang dapat terjadi dalam kasus BBLR adalah hiopotermia, sindrom gawat napas, hipoglikemia, rentan terhadap infeksi, hiperbilirubinemia (Surasmi, 2003).
Bila terdapat diagnosa potensial yang tercantum diatas maka antisipasi yang dapat dilakukan yaitu :
Pada dasarnya perencanaan asuhan yan dilakukan pada bayi berat lahir rendah sama dengan perencanaan pada bayi baru lahir normal diantaranya menurut Saifuddin (2002), adalah sebagai berikut :
Rencana asuhan menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan seperti :
Umur 1 hari     60 mg/kg
Umur 2 hari     90 mg/kg
Umur 3 hari     120 mg/kg
Umur 4 hari     150 mg/kg
Umur 10 hari   180 mg/kg
Umur 14 hari   200 mg/kg
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut (Varney, 2007).
Kewenangan bidan menurut PERMENKES RI NOMOR 1464/MENKES/PER/2010.
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
Pasal 11

Peran Fungsi dan Kompetensi Bidan
Peran fungsi dan kompetensi bidan adalah sebagai berikut:
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.


Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan yang melibatkan keluarga.
Sunat dan tindik pada bayi perempuan


Standar Pelayanan Kebidanan
standar 13 : perawatan Bayi baru lahir berisikan bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. selain itu bidan harus mampu mencegah atau menangani hipotermia

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ” E ”
 UMUR 0 HARI DENGAN BBLR 
DI BPS SRI RAHAYU GLIDAG PLAYEN GUNUNGKIDUL

A.  PENGKAJIAN
Tanggal  :  25  Desember 2010
Jam         : 01.00 WIB
Tempat   : BPS Sri Rahayu
Nama ibu                : Bayi Ny. ”E”
Umur                      : 0 Hari
Tanggal/jam lahir    : 25 Desember 2010 / 00.15 WIB
Jenis kelamin          :  laki-laki
BB bayi                  : 2400 gram
PB bayi                   :   46 cm

Umur                      : 23 Tahun
Agama                    : Islam
Suku / Bangsa        : Jawa / Indonesia
Pendidikan             : SMA
Pekerjaan                : Ibu Rumah Tangga
Alamat                    : Walikan, Puluhan Wonosari Gunungkidul

Nama suami            : Tn. ”B”
Umur                      : 35 tahun
Agama                    : Islam
Suku / Bangsa        :Jawa / Indonesia
Pendidikan             : SMA
Pekerjaan                : Swasta
Alamat                    : Walikan, Puluhan Wonosari Gunungkidul

Ibu mengatakan tidak menderita penyakit seperti:
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti:
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit seperti :
Menarche          : 12 tahun
Siklus                : 30 hari teratur
Lamanya           : 6 hari
Jumlah              : hari ke 1-2 ganti pembalut 3x (3/4 penuh)
                           hari ke 3-4 ganti pembalut 2x (1/2 penuh)
  hari ke 5-6 ganti pembalut 2x (spooting)
Warna               : merah tua
Konsistensi       : cair dengan sedikit gumpalan
Disminore         : sebelum haid
HPHT               : 30 Maret 2010
HPL                  : 6 Januari 2011


No.
Kehamilan
Persalinan

Nifas
Lama Menyusui

Hamil
Ke

Tahun

Frek
ANC

UK

Jenis Persalinan

Penolong

L/P
BB

Penyulit
1.
I
2007
9 kali
39 minggu
Normal
Bidan
P
Tidak ada
Normal
2 tahun
2
2
2010
11 kali
38+4 minggu
Normal
Bidan
L
Tidak ada
Normal
Rencana ASI ekslusif

TM 1 ANC 2x di BPS Sri Rahayu
Keluhan/ masalah         : mual muntah biasa dan pusing
Obat / suplemen           :  Caviplek
Penkes/ nasehat            : makan porsi kecil tapi sering/ ngemil
Keluhan lain                 : tidak ada
TM II ANC 3x di BPS Sri Rahayu
Keluhan/ masalah         : tidak ada keluhan
Obat / suplemen           :  Tablet FE, dan Kalk
Penkes/ nasehat            : Jaga kondisi ibu dan bayi
Keluhan lain                 : tidak ada
TM III ANC 4x di BPS Sri Rahayu
Keluhan/ masalah         : mudah lelah
Obat / suplemen           :  Tablet FE, dan Kalk
Penkes/ nasehat              : Banyak istirahat dan beraktivitas sesuai kemampuan
Keluhan lain                 : tidak ada

Alat kontrasepsi yang pernah dipakai        : Pil
Lamanya                                                     : 1,5 tahun
Keluhan / masalah                                      : tidak ada
Alasan berhenti                                          : Ingin hamil
Rencana Kb setelah bersalin                      : suntik
Status perkawinan              : menikah syah
Perkawinan ke                    : 1
Usia menikah                      : suami :   istri : 23/35
Lamanya                             : 4 tahun
Hub.dengan suami             : baik
Ibu datang ke BPS Sri Rahayu tanggal 24 desember 2010 jam 20.30 WIB dengan diantar oleh suaminya. Dari hasil pemeriksaan diketahui ibu hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra uterine dengan presentasi kepala. Jam 11.30 diketahui pembukaan lengkap dan jam 00.15 bayi lahir  laki-laki, dengan BB 2400 gram dan panjang 46 cm. plasenta lahir lengkap, panjang tali pusat 50 cm, berat 400 gram dan APGAR score 7-9-10.
Bayi diberikan ASI saja, sesuai dengan kebutuhan bayi.
BAK                       :
Frekuensi                : BAK sekali
Warna                     : jernih kekuningan
Keluhan                  : tidak ada
                             BAB
Frekuensi                :Belum BAB
Warna                     : -
Konsistensi             : -
Keluhan                  : -
Bawah                    : tidak sianosis, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada bekas tusukan jarum, tidak ada cacat dan turgor kulit kurang.
BB              : 2400 gram
PB              : 46 cm
LK              : 29 cm
LD              : 28 cm
LILA          : 10 cm
Reflek moro ( terkejut)                               : ada, lemah
Reflek sucking ( hisap)                               : ada, baik
Reflek Rooting ( menoleh)                         : ada, baik
Reflek Grasping ( menggenggam)             : ada, lemah
Reflek Swallowing ( menelan)                   : ada, baik
Reflek Tonickneck ( reflek leher tronik)    : ada, lemah
Reflek Babinsky ( gerak kaki)                    : ada, lemah
Tidaka ada
B.  INERPRESTASI DATA
Bayi Ny ” E” umur 0 hari dengan BBLR
Dasar   :
a.   Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya yang kedua,  pada pukul 00.15 WIB, dengan BB 2400 Gram dan placenta lahir lengkap, jam 00.20 WIB.
b.   Nutrisi
Bayi diberikan ASI saja sesuai kebutuhan bayi .
c.   Eliminasi
BAK                :
Frekuensi         : 1 kali
Warna              : jernih kekuningan
Keluhan           : tidak ada
            BAB                :
Frekuensi perhari         : belum BAB
Warna                          : -
Konsistensi                  : -
            Keluhan                       : -
DO                      :
KU                      : lemah
BB                       : 2400 gram
PB                       : 46 cm
LK                       : 29 cm
LD                       : 28 cm
LILA                   : 10 cm
Suhu                     : 36,5 C
Respirasi               : 70x / menit
Nadi                     : 120x / menit
Kepala                 : mesochepal, tidak ada caput
Mata                    : konjungtiva merah muda, skera putih,kelopak mata tidak oedema, Simetris, mata cekung
Hidung                : tidak ada polip, bersih, tidak ada sekret yang keluar
Mulut                  :normal, tidak ada labioskisis maupun labiopalatoskisis
Muka                   : tidak ada oedema dan tidak pucat
Leher                    : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada bendungan pada vena jugularis
Dada                       :Tidak ada retraksi dinsing dada dan nafas teratur
Perut                       :tidak ada pembesaran hepar dan limpa, tidak ada peredaran pada tali pusat, perut tidak kembung.
Ekstremitas       : Atas   : tidak ada seanosis, tidak oedema, tidak ada bekas tusukan jarum, tidak cacat, turgor kulit kurang
Bawah  : tidak sianosis, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada bekas tusukan jarum, tidak ada cacat dan turgor kulit kurang.
Genetalia          : tidak ada oedema, tidak ada pengeluaran       pervaginam, tidaka ada  varises vagina, labia mayora belum menutup labia minora
Anus                 : terdapat lubang anus dan tidak ada hemoroid

Tidaka ada
C.  DIAGNOSA POTENSIAL
Hipotermi

D. KEBUTUHAN SEGERA

E. PERENCANAAN
      Tanggal 25 Desember 2010 jam 01.15 WIB
1.   Beritahu ibu dan keluarga kondisi bayi berdasarkan hasil pemeriksaan
2.   memonitor KU dan vital sign
3. Cegah bayi agar tidak hipotermi
4. Anjurkan untuk menyusui sesering mungkin
5.monitor eliminasi

F.   IMPLEMENTASI
Tanggal 25 Desember 2010 jam 01.15 WIB

G. EVALUASI
Tanggal 25 Desember 2010 jam 01.15 WIB

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada kasus Bayi Baru Lahir Ny. E Di BPS Sri Rahayu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penulis menemukan adanya kesenjangan maupun persamaan pada teori dan kasus yang penulis teliti dengan menerapkan 7 langkah Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney's, sebagai berikut :
Pengkajian dilaksanakan dengan menggali data yaitu
  1. Data Subyektif meliputi :
Pada. teori Manuaba (1998) faktor predisposisi BBLR adalah umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun. Pada kasus Ny. E, umur ibu adalah 23 tahun. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, dimana pada kasus Ny. H umur tersebut aman untuk bereproduksi jadi umur ibu bukan merupakan faktor predisposisi terjadinya BBLR, maka pada pembahasan sesuai dengan teori dan tidak ada, kesenjangan.
Pada teori Wikiijosastro (2002) dalam kehamilan dapat berupa malnutrisi, penyakit Diabetus Mellitus yang dapat menjadi predisposisi terjadi BBLR. Namun pada kasus ini ditemukan persamaan dengan teori, yaitu ibu mengalami malnutrisi selama hamil, karena selama hamil ibu hanya mengalami kenaikan berat badan 6 kg dan asupan gizi yang kurang karena faktor ekonomi yang rendah. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada teori Depkes RI (2003), dikatakan bahwa untuk mengantisipasi adanya BBLR sebaiknya pasien diberikan informasi tentang pemenuhan nutrisi ibu selama hamil. Sedangkan pada kasus diketahui bahwa ibu telah diberikan informasi tentang pemenuhan nutrisi yang baik untuk ibu hamil namun karena faktor ekonomi yang rendah mengakibatkan pemenuhan nutrisi ibu kurang tereukupi Sehingga ibu mengalami malnutrisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
Pada teori Cunningham (1996) pada riwayat persalinan yang perlu dikaji adalah persalinan itu termasuk persalinan aterm atau pre term. Bayi yang dilahirkan jauh sebelum aterm akan potensi untuk terjadi BBLR. Sedangkan pada kasus, bayi yang dilahirkan Ny. E tertnasuk persalinan aterm. Sehingga pada pembahasan ini ada kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini disebabkan karena bayi yang dilahirkan Ny. E, selama hamil ibu mengalami malnutrisi.
Menurut teori Manuaba (1998), disebutkan bahwa sosial ekonomi yang rendah akan berpengaruh terhadap asupan nutrisi ibu selama hamil, dimana nutrisi ibu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin dalam kandungan. Sedangkan pada teori dan kasus tidak ada kesenjangan karena selama hamil ibu mengalami malnutrisi yaitu dapat dilihat dari kenaikan berat badan ibu selama hamil hanya 6 kg.
Menurut teori disebutkan bahwa bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah akan berakibat terhadap kehamilan yang tidak dikehendaki dan ibu yang tidak mau mengurus kehamilannya seperti tidak pernah memeriksakan kehamilannya dan jarang makan makanan yang bergizi. Sedangkan pada kasus diketahui bahwa status pernikahan ibu adalah sah dan selama hamil ibu rajin memeriksakan kehamilannya yaitu hanya ANC 9 kali di BPS Sri Rahayu. Hal ini menunjukan bahwa   tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
  1. Data Obyektif
Data Obyektif meliputi
Karakteristik yaitu bayi menangis lemah dan tonus otot juga lemah, sedangkan pada kasus bayi Ny. E dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa bayi dengan keadaan umum lemah dan tonus otot juga lemah, maka dari itu tidak ada kesenjangan anatra teori dan kasus.
Menurut teori Haan, dkk (2005) dan Komite medik RSVP DR. Sardjito (2005), dikatakan bahwa pada BBLR dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kadar bilirubin, uji combs, darah rutin, glukosa darah, analisis gas, foto rontgen dan USG. Sedangkan pada pembahasan ditemukan ada kesenjangan antara teori dan kasus karena pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium karena bayi Ny. E, tidak ada indikasi.


Pada teori disebutkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah, sedangkan pada kasus bayi Ny. E, lahir dengan berat badan lahir rendah yaitu 2400 gram. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Menurut Pusdiknaskes, diagnosa potensial adalah diagnosa yang kemungkinan akan terjadi.
Menurut teori Wiknjosastro (2002), pada BBLR potensial terjadi asfiksia, aspirasi pneumonia, hipotermi, hipoglikemi dan infeksi. Pada bayi Ny. E tidak mengalami asfiksia, aspirasi pneumonia, hipotermi, hipoglikemi dan infeksi. Sehingga ada kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini disebabkan karena pada saat bayi barn lahir penanganan segera terhadap resiko terjadiya asfiksia, aspirasi pneumonia, hipotermi, hipoglikemi dan infeksi sudah dilakukan dengan baik.

Menurut Saifuddin (2002), antisipasi penanganan segera meliputi mencegah terjadinya hipotermi, mencegah terjadinya hipoglikemi, mencegah terjadinya asfiksia dan mencegah terjadinya infeksi. Sedangkan pada kasus antisipasi segera tidak dilakukan karena pada bayi Ny. E tidak terjadi asfiksia, hipotermi, hipoglikemi dan infeksi jadi tidak ada penanganan khusus yang dilakukan pada bayi Ny. E. Sehingga pada teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Penyusunan rencana tindakan sesuai dengan teori, yaitu didasarkan pada diagnosa masalah dan kebutuhan pasien, selain itu juga direncanakan pemantauan keadaan umum dan vital sign untuk mengetahui keadaan bayi, terapi sesuai dengan hasil kolaborasi dengan dokter spesialis anak. Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Dimana pada kasus perencanaan yang dibuat sudah sesuai dengan diagnosa masalah dan kebutuhan pasien.

Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disesuaikan dengan diagnosa, masalah serta kebutuhan. Tindakan yang telah dilakukan, yaitu :
1.   Memberitahu ibu dan keluarga kondisi bayi berdasarkan hasil pemeriksaan
2.   Memonitor KU dan vital sign
3. Mencegah bayi agar tidak hipotermi
4. Menganjurkan untuk menyusui sesering mungkin
5.Memonitor eliminasi
Sedangkan pada kasus sudah dilakukan tindakan sesuai dengan perencanaan sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.


Dalam melakukan evaluasi tidak ditemukan kesenjangan karena setiap tindakan yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa, sesuai dengan teori dan tindakan. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan antara, teori dan kasus, yaitu, yaitu meliputi evaluasi hasil tindakan yang didasari oleh perencanaan dimana perencanaan tersebut juga didasari oleh diagnosa, masalah dan kebutuhan.

Data Perkembangan
Menurut PUSDIKNAKES (2003), data perkembangan adalah data yang digunakan untuk mengetahui atau memantau perkembangan pasien mulai dari hari pertama sampai hari ketujuh ditambah dengan kunjungan rumah. Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah ibu dan keluarga dapat merawat bayi dengan baik. Pada kasus, data perkembangan dilakukan pada hari ke 1 sampai ke 2 di BPS dan 5 hari kunjungan rumah, didapatkan hasil sebagai berikut :
KU          : Baik
Suhu        : 36,8° C
Respirasi  : 56 x/menit
Nadi        : 100 x/menit
Tangisan kuat, gerakan aktif, refleks hisap kuat, sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi. Ibu dan keluarga mengerti dan memahami informasi yang diberikan tentang perawatan bayi bare lahir dengan BBLR. Kemudian ibu dan keluarga akan melaksanakan perawatan sesuai dengan anjuran yang diberikan sehingga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Suhu        : 36,8° C
Respirasi  : 56 x/menit
Nadi        100 x/menit
Tangisan kuat, gerakan aktif, refleks hisap kuat, sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi. Ibu dan keluarga mengerti dan memahami informasi yang diberikan tentang perawatan bayi barn lahir dengan BBLR. Kemudian ibu dan keluarga akan melaksanakan perawatan sesuai dengan anjuran yang diberikan sehingga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.


BAB V
                                                         PENUTUP

Setelah melakukan dan melaksanakan pengkajian asuhan kebidanan pada bayi Ny. E umur 0 hari dengan BBLR, penulis menyimpulkan bahwa :





















DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

FKUI. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika.

Indiarti, M.T. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. YogJakarta: Gloria Medika.

Indarti, Junita. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.

Kaplan, H.L. dkk. 2001. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Ladewig, Patricia Wieland. 2006. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Meadow, R. dan Newell, S. 2005. Lectrure Notes Pediatrika. Jakarta: Erlangga.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Sirait, Midian. 2007. ISO Indonesia. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.

Sofyan, Mustika. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia : Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI.

Surasmi, A. dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.

Turmen, Tomris. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan Untuk Dokter Perawat dan Bidan. Jakarta: EGC.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Waspodo, Djoko. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

No comments:

Post a Comment